RMOL. Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto selalu menempati
posisi atas di berbagai survei. Namun hal tersebut tidak membuat PKS mau
membuka dukungan kepada Prabowo. Malah, PKS melihat survei yang selalu
menempatkan Prabowo di peringkat atas hal yang menjemukan.
“Kita jenuh juga dengan hasil survei itu, karena dari segi gagasan saja belum ada yang baru. Belum ada yang menarik sampai sekarang,” kata Wakil Ketua Fraksi PKS Mustafa Kamal kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Sebagaimana diketahui, Prabowo kembali menjadi capres potensial dalam survei yang digelar oleh Publica Research & Consulting dengan dukungan 7,9 persen. Prabowo hanya kalah dari Jokowo yang berada di peringkat atas dengan dukungan 16 persen.
Survei dilakukan di 33 provinsi di Indonesia dengan jumlah sample 1.300 dari 18 hingga 21 Februari 2013. Margin of error 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Data diperoleh dari buku telepon yang diterbitkan PT Telkom. Pemilihan nomor telepon rumah tangga ditentukan secara acak sistematik dan penentuan responden dilakukan secara acak murni.
Menurut Mustafa, PKS memang belum mau membicarakan Pilpres 2014 mengingat partainya pingin fokus dulu hadapi pemilu legislatif. Pembicaraan baru dilakukan setelah perolehan suara PKS jelas.
Tapi pastinya, partainya hanya akan mendukung capres yang punya gagasan baru untuk bangsa ini pasca pemerintahan SBY berakhir.
Gagasan ini mulai dari kebijakan energi, pangan, luar negeri hingga kebijakan yang paling mendasar yang dibutuhkan bangsa ini untuk lebih baik setelah SBY. Nah, ini menurutnya, belum dimiliki oleh Prabowo.
“Sampai saat ini semuanya masih normatif. Padahal kita memerlukan pemimpin yang berkarakter kuat untuk menyelesaikan berbagai masalah sosial, budaya dan masalah lainnya yang memprihatinkan,” tambahnya.
Dengan asumsi tersebut, PKS, lanjut dia, belum tertarik menominasikan Prabowo sebagai salahsatu capres di PKS, mesti di berbagai survei diunggulkan.
“Itu kan yang disurvei. Kita justru melihat nggak terlalu menarik. Tapi kami masih menunggu gagasan dia apa terhadap masa depan bangsa ini. Selama gagasannya belum ada kita belum tertarik nominasikan dia,” katanya.
Pendukung Prabowo di eksponen Pemuda dan Pelajar Angkatan 66, Anhar Nasution justru melihat bahwa dukungan pada Prabowo yang makin kuat di berbagai survei menunjukkan bahwa memang figure Prabowo banyak diidamkan masyarakat.
“Kami kan yang lebih sering terjun ke masyarakat, bukan onderbouw Gerindra, bukan juga dibentuk Prabowo dan saya melihat makin banyak yang menginginkan Prabowo nyapres. Ini tidak bisa dibendung lagi,” ujarnya.
Menurut Anhar, public menganggap Prabowo merupakan figur tegas dan disiplin. Prabowo juga dianggap cepat mengambil keputusan. Nah fenomena inilah yang kemudian membuat elektabilitas Prabowo semakin hari semakin menguat.
“Dukungan masyarakat ke Prabowo itu bukan rekayasa, bukan juga pencitraan. Iklan Prabowo selama ini kan normatif saja, tapi gerakan yang kami buat dari mulut ke mulut inilah yang kemudian membuat orang tertarik dengan Prabowo. Kita dukung Prabowo juga betul-betul murni panggilan jiwa,” tambah dia.
“Kita jenuh juga dengan hasil survei itu, karena dari segi gagasan saja belum ada yang baru. Belum ada yang menarik sampai sekarang,” kata Wakil Ketua Fraksi PKS Mustafa Kamal kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Sebagaimana diketahui, Prabowo kembali menjadi capres potensial dalam survei yang digelar oleh Publica Research & Consulting dengan dukungan 7,9 persen. Prabowo hanya kalah dari Jokowo yang berada di peringkat atas dengan dukungan 16 persen.
Survei dilakukan di 33 provinsi di Indonesia dengan jumlah sample 1.300 dari 18 hingga 21 Februari 2013. Margin of error 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Data diperoleh dari buku telepon yang diterbitkan PT Telkom. Pemilihan nomor telepon rumah tangga ditentukan secara acak sistematik dan penentuan responden dilakukan secara acak murni.
Menurut Mustafa, PKS memang belum mau membicarakan Pilpres 2014 mengingat partainya pingin fokus dulu hadapi pemilu legislatif. Pembicaraan baru dilakukan setelah perolehan suara PKS jelas.
Tapi pastinya, partainya hanya akan mendukung capres yang punya gagasan baru untuk bangsa ini pasca pemerintahan SBY berakhir.
Gagasan ini mulai dari kebijakan energi, pangan, luar negeri hingga kebijakan yang paling mendasar yang dibutuhkan bangsa ini untuk lebih baik setelah SBY. Nah, ini menurutnya, belum dimiliki oleh Prabowo.
“Sampai saat ini semuanya masih normatif. Padahal kita memerlukan pemimpin yang berkarakter kuat untuk menyelesaikan berbagai masalah sosial, budaya dan masalah lainnya yang memprihatinkan,” tambahnya.
Dengan asumsi tersebut, PKS, lanjut dia, belum tertarik menominasikan Prabowo sebagai salahsatu capres di PKS, mesti di berbagai survei diunggulkan.
“Itu kan yang disurvei. Kita justru melihat nggak terlalu menarik. Tapi kami masih menunggu gagasan dia apa terhadap masa depan bangsa ini. Selama gagasannya belum ada kita belum tertarik nominasikan dia,” katanya.
Pendukung Prabowo di eksponen Pemuda dan Pelajar Angkatan 66, Anhar Nasution justru melihat bahwa dukungan pada Prabowo yang makin kuat di berbagai survei menunjukkan bahwa memang figure Prabowo banyak diidamkan masyarakat.
“Kami kan yang lebih sering terjun ke masyarakat, bukan onderbouw Gerindra, bukan juga dibentuk Prabowo dan saya melihat makin banyak yang menginginkan Prabowo nyapres. Ini tidak bisa dibendung lagi,” ujarnya.
Menurut Anhar, public menganggap Prabowo merupakan figur tegas dan disiplin. Prabowo juga dianggap cepat mengambil keputusan. Nah fenomena inilah yang kemudian membuat elektabilitas Prabowo semakin hari semakin menguat.
“Dukungan masyarakat ke Prabowo itu bukan rekayasa, bukan juga pencitraan. Iklan Prabowo selama ini kan normatif saja, tapi gerakan yang kami buat dari mulut ke mulut inilah yang kemudian membuat orang tertarik dengan Prabowo. Kita dukung Prabowo juga betul-betul murni panggilan jiwa,” tambah dia.
[Harian Rakyat Merdeka]