03 Agustus 2011

menangiskah kita nanti atau?

Karya: dr. Tri Maulina

Menangislah sahabat,
Menangislah untuk Ramadhan yang kan pergi
Menangislah tuk kegundahan hati
Jika memang itu dapat melapangkan sanubarimu
Tuk ungkapkan gelisahmu karna Ramadhan tlah bergegas d akhir hitungan ....
Sementara tarawih belum juga sempurna,
Qiyamul Lail tak juga kerap d lakukan
Tilawah masih sering tertinggalkan ....
Sedekahpun belum seberapa ...



Menangislah ...
Menangislah dengan hati
Tak ada yang tau tentang Ramadhan yang akan datang
Tak ada yang bisa menjamin usia ini sampai esok hari
Apakah kita masih dberi kesempatan tuk menikmatinya
Karna ALLAH tak menjanjikan apapun ...
Juga tuk Ramadhan berikutnya ....
Sementara Ramadhan kali ini hanya tersisa beberapa hari saja,
Dan tersia siakan ...


Menangislah sahabat ...
Untuk Ramadhan yang kan hilang
Biarkan butir bening yg mengalir menjadi saksi d yaumil akhir
Menangislah dari hati yg tdalam ...
Tuk semua dosa yg belum terampuni
Sementara dosa baru terus mengukir hari
Tuk lalai yg terus saja menemani
Khilaf yang masih sering menghampiri


Tundukan wajah
Biarkan kening ini terus bsujud ...
Memohon ampun menuntaskan doa
Karna waktu yang terus bergerak cepat
Meninggalkan tarawih, tahajjud, tilawah, dan I'tikaf
Tak ada lagi waktu tuk berdiam diri Segera ...
Segera tuntaskan
Selagi masih ada umur yg dberi
Walau diri belum juga siap tuk terus berbenah
Namun hanya ada satu kesempatan ...

Sekarang

Atau mungkin tak ada lagi ....


tulisan di atas...ditulis oleh seorang bidadari dunia yang kini telah menghuni alam berbeda dan insyAllah
telah dinobatkan sebagai bidadari surga...di tanah suci Gaza bbrp waktu menjelang akhir Ramadhan..setahun yang lalu...sekali lagi tak banyak yang aku tau tentang dirinya...siapa dia sesungguhnya..sengaja ia sembunyikan identitas aslinya..aku hanya tahu...dia adalah sesosok mujahidah sejati..dengan spirit yang membuat jiwa ini bergejolak...kandung mata ini tak mampu tuk menahan bendungan airnya yang berlarian tuk tertumpah..setiap kumembaca spirit tulisannya yang selau dibaginya yang tulus...aku tahu puncak jiwanya itu begitu mulia diakhir kisahnya menutup Ramadhan tahun lalu...betapa bahagia aroma yang terasa di fikirku saat itu...tambah bergetar raga dan jiwa ini setelah ku tahu kematiannya saat tragedi mesir bbrp waktu pasca Ramadhan...

berharap bisa mendekati irama spiritnya di Ramadhan tahun ini..walau mungkin masih jauh dari sempurna...
Marhaban Ya ramadhan...Bismillah...Ya Allah beri hamba Cahaya dan KekuatanMu untuk memberikan Ibadah terbaik di Ramadhan kali ini..amiinn..

0 komentar:

Posting Komentar