Seri Taujihat Pekanan
Mukadimah
Akhi fillah,
Allah SWT telah menurunkan Risalah terakhir yang merangkum seluruh risalah nabi-nabi sebelumnya. Risalah yang bersifat “syaamilah mutakaamilah” (komprehensif dan integral).
Risalah yang tidak ada satupun dimensi kehidupan kecuali ia mengaturnya secara sistemik baik secara global maupun secara spesifik.
Oleh karenanya, Allah SWT berfirman: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (Al-Baqarah/2: 208)
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu merekadengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap ummat di antara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu ummat (saja), tetapi Allah hendak menguji kami terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. (AL-Ma’idah/5: 48)
Akhi fillah,
Risalah Islam ini sesungguhnya “Risalah Nabawiyah” yang terakhir yang sengaja diturunkan sebagai “way of life” (cara hidup) bagi seluruh manusia. Oleh karenanya ia bicara tentang seluruh dimensi kehidupan manusia. Baik dimensi aqidah, ibadah dan maupun dimensi akhlak. Danyang termasuk dalam tiga dimensi ini adalah masalah ekonomi, sosial budaya, politik dan keamanan. Di sini, tidak boleh ada yang melakukan dikotomi dalam ajaran Islam. Tidak ada yang mengatakan: “Islam Yes, No”. atau mengatakan: “yang penting adalah aqidah, yang lain nngak penting.”
Selanjutnya bagaimana kita memilki pemahaman yang komprehensif ini dan memperjuangkannya dalam kehidupan kita. Yang akhirnya lahirlah pencerahan dan perbaikan dalam dunia ekonomi, sosial, politik dan keamanan yang berimpact kepada kebaikan dan maslahat ummat.
Tarbiyah Siyasiyah
Akhi fillah’
Tarbiyah siyaiyah yang bermakna pendidikan dan pembinaan politik adalah sangat urgent dipahami oleh setiap kita sebagai kader Partai Da’wah. Karena pemahaman politik yang kita inginkan bukan seperti yang kita pahami dalam ilmu politik secara umum, yaitu berpolitik yang dimaksudakan hanya untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan. Akan tetapi kita berpolitik untuk menegakan nilai-nilai kebenaran Ilahiyah dan memperjuangkan kepentingan serta maslahat masyarakat. Berkuasa untuk melayani ummat dan memimpin untuk memperbaiki system yang tidak berpihak kepada nilai-nilai kebaikan dan kebenaran. Oleh karenanya, segala aktifitas yang berkaitan dengan gerakan berpartai dan berpolitik, kita sebut dengan “Jihad Siyasi” (Perjuangan Politik). Dan bahasa Asy-Syahid, Hasan al-Banna, perjuangan ini dikategorikan dalam marhalah “rukun amal” yang disebut “Ishlahul Hukumah” (Perbaikan Pemerintahan) sampai marhalah “Ustadziyatul Ala” (Soko guru Dunia).
Akhi filah,
Keberhasilan dan kesuksesan berpolitik atau jihad siyasi harus berimpact kepada dimensi kehidupan yang lain. Harus berimpact kepada dunia pendidikan dan da’wah. Yang berujung kepada pencerdasan anak bangsa dan pencetakan generasi rabbani. Harus berimpact kepada dunia ekonomi dan sosial budaya. Yang berakhir kepada pemeliharaan asset-aset Negara dan pendayagunaan kepada masyarakat yang lebih luas. Begitu juga mampu memelihara identitas atau jati diri bangsa yang bertumpu pada pondasi spiritual dalam aspek sosial budaya.
Akhi fillah,
Seruan dan anjuran kepada para kader Partai Da’wah untuk kembali ke barak atau ke dunia da’wah saja dengan pemahaman yang sempit karena alasan bahwa dunia politik adalah dunia “rawan dan beranjau”, dunia yang sarat dengan kebohongan, ketidak jujuran, khianat, gunjing-menggunjing, halal menjadi haram, haram menjadi halal, adalah sebuah seruan kemunduran dalam berda’wah. Bukankah seruan ini seperti orang yang mengatakan dulu: “Islam Yes, Politik No”, sebuah adigium yang dulu meruapakan musuh bersama para da’I yang mengajak manusia kembali kepada Islam secara kaffah/komprehensif.
Akhi fillah,
Dan bila ada sebagian kader yang tergelincir dan terjerumus dalam permainan system yang destruktif negative, maka tugas struktur Patai Da’wah adalah bagaimana menyiapkan sarana dan prasarana bagi para kader yang melakukan jihad siyasi dan yang terjun di dunia politik agar tetap istiqamah dalam menjalankan amanah yang dibebankan kepadanya dan tetap menjaga integritas diri.
Baina Ad-Da’wah was Siyasah
Apakah ada pertentangan antara da’wah dan siyasah? Jawaban pertanyaan ini akan menyelesaikan kerisauan dan kegamangan kita dalam melakukan kerja-kerja da’wah selanjutnya yang bersinggungan dengan dunia politik dan langkah meraih kemenangan “Jihad Siyasi” dalam setiap perhetan baik pemilu maupun pilkada.
Akhi fillah,
Ayat di atas dan pengertian Islam yang didefinisikan oleh Asy-Syahid di bawah ini adalah dalil yang menunjukan tentang titik temunya amal da’awi dan amal siyasi dalam bingkai keislaman. Jadi tidak ada sama sekali pertentangan antara dunia da’wah dengan dunia politik. Coba kita renungkan pernyataan beliau dalam “Risalah Ta’lim”:
“Islam adalah nizham (aturan) komprehensif yang memuat seluruh dimensi kehidupan. Ia adalah daulah dan tanah air atau pemerintahan dan ummat, ia adalah akhlak dan kekuatan atau rahmat dan keadilan. Ia adalah tsaqafah (wawasan) dan qanun (perundang-undangan) atau keilmuan dan peradilan, ia adalah materi dan kesejahteraan atau profesi dan kekayaan. Ia adalah jihad dan da’wah atau militer dan fikrah, sebagaimana ia aqidah yang benar dan ibadah yang shahih (benar).”
Akhi fillah,
Da’wah yang bertujuan menyeru manusia untuk kembali kepada nilai-nilai Islam secara komprehensif bisa dilakukan oleh kader di manapun ia berada dan apapun profesinya. Apakah ia seorang ekonom, pengusaha, pendidik, teknikrat, birokrat, petani, buruh dan politikus (aleg) jadi da’wah bukan suatu yang antagonis dengan dunia politik, akan tetapi dunia politik merupakan salah satu lahan da’wah.
Akhi fillah,
Semoga catatan singkat ini mampu memberi energi baru dan gelora semangat bagi kita kader Partai Da’wah untuk menguatkan soliditas dan beramal jama’I dalam proses menuju tahapan-tahapan “rukun amal” da’wah. Allahu Akbar Walillah al-hamdu.
0 komentar:
Posting Komentar